5 Metode Pelaksanaan Konstruksi Terowongan - Ruang Sipil

Breaking

Ruang Sipil

Memberikan Informasi Teknik Sipil

About Author

Selasa, 20 Maret 2018

5 Metode Pelaksanaan Konstruksi Terowongan

Terowongan (tunel) adalah sebuah struktur bawah tanah yang dibuat menghubungkan daerah tanpa harus memutari gunung, laut dan bukit, terowongan dibuat biasanya untuk akses jalan raya dan jalur kereta api.

Negara eropa telah membangun terowongan untuk melayani kereta cepat yang menghubungkan ke berbagai negara tanpa terhambat. Kini kota Jakarta sedang membangun terowongan untuk jalur kereta Mass Rapid Transit (MRT) untuk mempermudah masyarakat dalam memilih moda transportasi untuk pergi bekerja
.
Dalam melaksanakan konstruksi terowongan memang tidak mudah, sedikit kesalahan maka terowongan bisa langsung runtuh. Area sekitar yang akan dibangun terowongan juga tidak boleh ada kabel melintang, pipa gas dan saluran air yang dapat membahayakan para pekerja.

Pelaksanaan galian terowongan dapat menggunakan bantuan alat berat dengan standar tinggi sehingga waktu pengeboran akan berjalan dengan efisien.

Berikut ini 5 metode konstruksi terowongan yang benar.

1.    Pipa Jacking System (Micro Tunneling)

Metode ini banyak diterapkan pada terowongan yang melintasi jalan raya maupun jalan kereta api. Pada prinsipnya adalah alat jacking pipe akan mendorong beton pracetaknya kedalam tanah. Alat ini juga mempunyai cairan untuk menyeimbangkan tekanan air tanah saat proses berlangsung.

Menggunakan metode ini relative murah dan memiliki keuntungan lainnya seperti lalu lintas tidak terganggu, pipa dapat di pasang dalam keadaan cuaca apapun dan penurunan level air yang mempengaruhi vegetasi dapat dicegah.

2.    Tunneling Bor Machine ( TBM)

Metode konstruksi terowongan yang sering digunakan saat ini adalah Tunneling Bor Machine (TBM). Alat ini mempunyai alat penggali berupa silinder yang dapat berputar membentuk lingkaran sepenuhnya.

Penggunaan mesin bor ini untuk terowongan ukuran besar, pengeboran ini dilakukan secara menerus karena mesin ini memiliki pipa pembuangan dengan kecepatan yang sama. Ketika terowongan menemukan tanah yang memiliki karakteristik lunak akan menyebabkan mesin ini susah untuk mengebor karena tanah tidak mampu menahan beban alat tersebut.

Mesin juga akan memutar tidak konstan dan sering berubah posisinya. Biasanya ketika menemukan tanah lunak akan dilakukan grouting dahulu sebelum dilewati oleh mesin bor tersebut.

3.    New Austrian Tunneling Method (NATM)

Metode ini adalah pembuatan terowongan dengan menggunakan metode shotcrete beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum diberi lapisan concrete.
Setelah itu terowongan diberi perkuatan dengan memasangkan tulangan dan kemudian dilakukan pengecoran menyeluruh.

4.    Cut and Cover System

Konstruksi terowongan ini dibuat dengan cara menggali sebuah trench pada tanah. Kemudian dinding dan atap terowongan dikonstruksikan didalam galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur berada dibawah timbunan tanah.

Metode ini hanya dilaksanakan bila elevasi terowongan relatif berada didekat permukaan tanah dan bila daya dukung tanah memungkinkan dengan metode ini.

5.    Immersed-Tube Tunneling System

Metode ini digunakan untuk konstruksi terowongan yang melintasi perairan dangkal . Pada umumnya terowongan ini berfungsi sebagai jalan atau rel terowongan maupun suplay kabel listrik dan internet.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar